Ditulis pada: 7 May 2019 | Kategori: Uncategorized
Paling nggak enak dicuekin. Semua orang merasakan hal itu. Seperti yang dialami Antin pagi itu. Sesampai di kantor ia menceritakan kejadian semalam di rumahnya kepada Jacky dan Panji. Namun keduanya bersikap acuh dengan ceritanya, cuek.
Merasa ceritanya tidak didengar ayahnya, Farah, gadis 3 tahun yang baru masuk playgroup itu memegang kepala ayahnya dan dihadapkan ke wajahnya, “Ayah dengerin, Farah sedang cerita.” Katanya meski agak celat. Guru disekolah sampai mengetuk-ngetuk papan tulis dengan penghapus agar murid-muridnya diam. Seorang ayah akan tersinggung bahkan sedih jika ucapannya tidak didengarkan oleh anaknya. Kita juga merasa kesal jika bicara tapi tidak didengarkan dengan baik.
Menjadi pendengar. Sebuah pekerjaan yang sulit. Maka banyak kita temukan dalam sebuah rapat ada sebagian yang memainkan pena, mencoret kertas, melipat tisu atau memainkan HP. Padahal di sana ada seorang yang sedang bicara, atau manager yang memberikan pengarahan. Sebaliknya jika kita bicara ingin semua orang diam mendengarkannya, adilkah?
Mau mendengar adalah keistemewaan pribadi. Harganya mahal. Karena itulah profesi yang mahal adalah profesi yang lebih banyak mendengar. Konselor dibayar mahal ‘hanya’ untuk mendengar keluhan orang. Psikiater dibayar mahal untuk mendengar. Dokter juga pekerjaan mendengar. Pembimbing ruhani, guru spiritual, rohaniawan adalah sebagian lagi profesi yang banyak membutuhkan kemampuan mendengar. Dan mereka memiliki kemuliaan. Banyak mendengar dan sesekali bertanya. Itu kuncinya. Demikian juga sebagai orang tua, suami, pemimpin dan pemasar.
Marketer tidak hanya membutuhkan kemampuan presentasi yang memukau atau argumentasi yang cerdas untuk menggaet pelanggan. Prospek yang terlalu banyak dijejali informasi tanpa diberikan peluang untuk berpikir akan merasa jengah. Merasa digurui. Alih-alih menjelaskan produk kenapa tidak kita coba tarik prospek untuk menceritakan keinginan dan harapannya. Atau luangkan waktu untuk mendengar keluhannya. Pelanggan, pembeli, konsumen apapun istilahnya adalah manusia. Mereka sama seperti Farah, Antin dan Pak Guru. Mereka butuh didengar. Sebagaimana kita.
Manusia diciptakan dengan 1 mulut dan 2 telinga agar kita belajar lebih banyak mendengar. Cobalah datangi pelanggan Anda dan dengarkanlah keinginannya. Usahakan untuk tidak memotong pembicaraan. Kita tahu itu menyakitkan. Mendengar akan melengkapi informasi yang masuk ke otak kita dan memudahkan untuk mengambil keputusan. Mendengar akan mengurangi luapan emosi lawan bicara dan mudah untuk memberikan tanggapan. Mendengar adalah kesempatan kita mengumpulkan argumentasi yang tepat untuk memberikan jawaban. Lebih dari itu dengarlah semua dengan tulus. Karena ketulusan mendengar akan menumbuhkan energi dalam diri kita berupa pancaran mata dan beratnya kata. Inilah yang dinamakan kharisma. Dengarkanlah!
Contoh SOP Perusahaan Manufaktur oleh Jumadi Subur Contoh SOP Perusahaan Manufaktur – Standard Operating Procedure (SOP) menjadi kebutuhan pokok sebuah bisnis untuk menjamin agar seluruh proses dalam perusahaan terstandarisasi dengan baik. Demikian juga pada perusahaan manufaktur. Dengan menajlankan SOP, perusahaan... Selengkapnya)
Salah satu yang saya suka dari top motivator Indonesia, Andri Wongso adalah membaca artikel-artikel motivasi yang biasanya disertai dengan kisah-kisah inspiratif. Salah satu yang pernah saya baca adalah kisah anak muda yang akan mendaki gunung, pernah membacanya kan? Di pagi... Selengkapnya)
Paling nggak enak dicuekin. Semua orang merasakan hal itu. Seperti yang dialami Antin pagi itu. Sesampai di kantor ia menceritakan kejadian semalam di rumahnya kepada Jacky dan Panji. Namun keduanya bersikap acuh dengan ceritanya, cuek. Merasa ceritanya tidak didengar ayahnya,... Selengkapnya)
Antin baru saja kembali. Memasuki kantor wajahnya terlihat cerah. Bahkan kelihatan sekali kalau sedang bahagia. Teman-temanya yang juga baru saja kembali dari pelanggannya masing-masing menjadi heran. Ada apa gerangan. “Aku baru saja membantu orang lain memecahkan persoalannya. Mr. Soeh adalah... Selengkapnya)
Usahakan membeli produk dengan menggunakan metode Ada Barang Ada Uang / Ketemuan / Cash On Delivery (COD). Pastikan untuk mengecek barang terlebih dahulu. Jika penjual atau produk berada di luar kota, mintalah bantuan kepada keluarga atau teman yang tinggal di... Selengkapnya)
Belum ada Komentar untuk Satu Mulut Dua Telinga